Silus ini ditemukan oleh Stirling, dimana terdiri dari dua
proses isotermal dan dua proses volume konstan. Dua proses terakhir terjadi
dengan bantuan sebuah regenerator untuk membuat siklus ini reversibel. Diagram
p-v dan T-s siklus ini ditunjukkan oleh gambar 5.
(sumber : http://ft.unsada.ac.id/wp-content/uploads/2008/04/)
Prinsip kerja secara teoretis dikembangkan
George Cayley dari Inggris 20 tahun lebih awal. Istilah mesin stirling
dipopulerkan kali pertama kali oleh Rolf Meijer untuk menjelaskan semua tipe
mesin gas regeneratif siklus tertutup.
Perkembangan produksi mesin stirling dibawa J
Ericsson, penemu dan insinyur berkewarganegaraan Swedia. Dia berhasil dalam
fabrikasi mesin stirling dan menjual hingga 2.000 unit mesin ukuran 0.5-5 hp
sekitar tahun 1850 di Inggris dan Amerika.
Sejak awalnya
mesin Stirling memiliki reputasi kerja yang baik dan masa kerja yang lama ( di
atas 20 tahun), antara lain digunakan sebagai mesin pompa air dengan kapasitas
rendah, yaitu pada pertengahan abad ke sembilanbelas sampai sekitar tahun 1920,
yaitu ketika mesin pembakaran internal dan motor listrik mulai menggantikannya.
Mesin dengan udara panas (hot-air machine) dikenal
karena cara kerjanya yang mudah, kemampuannya menggunakan berbagai jenis bahan
bakar; selain itu operasinya aman, tidak berisik, efisiensinya memadai (moderate)
, stabil dan rendah biaya perawatannya. Kekurangannya adalah ukurannya yang
sangat besar namun daya keluarannya (output) kecil dan harganya investasinya
tinggi / mahal (untuk ukuran saat itu).
Lepas dari pada itu, karena biaya operasinya rendah, maka
mesin Stirling dipilih aplikasinya untuk mesin dengan tenaga uap – pilihan
satu-satunya pada saat itu- yang boros bahan bakar untuk mesin dengan daya yang
sama, dan memerlukan perhatian khusus untuk mencegah terjadinya bahaya ledakan
atau kerusakan lainnya.
1.
Frekuensinya
stabil/ konstan
2.
Mesin Stirling
dapat bekerja pada sembarang sumber energi panas, termasuk bahan kimia, sinar
surya (solar), limbah pertanian (sekam, tempurung kelapa dsb), kayu bakar,
berbagai produk minyak bakar (biomassa, biofuel dsb),. panas bumi dan nuklir.
3.
Kemungkinan
implementasi mesin Stirling banyak sekali, namun sebagian besar masuk pada
kategori mesin piston resiprokal.
4.
Perbedaan yang
menyolok dengan mesin pembakaran internal adalah potensi untuk menggunakan
sumber panas terbarukan pada mesin Stirling lebih mudah, suara mesin lebih lembut
(tenang), tidak berisik / bising dan biaya perawatannya lebih rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar