Pengukuran Temperatur
Untuk mengukur
temperatur suatu benda (sistem), maka benda tersebut harus dibuat berada dalam
keadaan setimbang termal dengan benda lain yang kita jadikan sebagai pengukur
temperatur. Benda sebagai pengukur temperatur ini harus memiliki besaran fisis
yang berubah nilainya ketika mengalami perubahan kondisi termal. Besaran _sis
yang dipakai sebagai pengukur temperatur harus mudah diamati, seperti misalnya
volume, panjang, hambatan, dan sebagainya. Benda yang dipakai sebagai pengukur
temperatur disebut sebagai termometer. Ketika termometer telah berada dalam
kesetimbangan termal dengan benda yang akan diukur temperaturnya, maka tidak akan
tampak lagi perubahan besaran _sis makroskopik pada termometer. Misalkan sebuah
termometer air raksa dipakai untuk mengukur temperatur air yang panas.
Skala temperatur
Karena pada
awalnya tidak diketahui tentang konsep temperatur mutlak nol, serta belum diketahuinya
konsep bahwa temperatur tidak lain hanyalah rerata energi kinetik sistem, maka
terdapat beberapa sistem satuan temperatur. Perbedaan sistem-sistem satuan ini
terletak pada penentuan titik referensi satuan, tetapi kenaikan skala diantara
mereka sama-sama linier. Diantara sistem satuan temperatur yang banyak dipakai
adalah sistem Celcius, yang menggunakan titik referensi nol adalah titik cair
es pada tekanan satu atmosfer dan titik referensi skala 100 berupa titik didih air
pada tekanan satu atmosfer. Pada sistem skala Fahrenheit, titik cair es dan
titik didih air pada tekanan satu atmosfer diberi angka 320 dan angka 2120. Pada skala
Rearmur titik cair es dan dan
titik didih air
pada tekanan satu atmosfer diberi angka 00 dan angka 800. Karena semua sistem satuan tersebut bersifat linear maka, dapat dengan
mudah dicari relasi konversi yang munghubungkan satu satuan dengan satuan
lainnya.
Sifat-sifat fisis zat yang sering digunakan
dalam pengukuran temperatur (termometri) antara lain:
1. perubahan volume gas.
2. perubahan tekanan gas.
3. perubahan panjang kolom cairan.
4. perubahan harga hambatan listrik atau
hambatan jenis.
5. perubahan gaya gerak listrik.
6. perubahan harga kuat arus listrik.
7. perubahan intensitas cahaya karena
perubahan temperatur.
8. perubahan warna zat.
9. perubahan panjang dua logam yang
berlainan jenisnya.
Sumber :
1. Diktat
Termodinamika – UNY - AHMAD
ABU HAMID
2. TERMODINAMIKA
-MIRZA SATRIAWAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar